Yang Terdalam

Jumat, 23 Desember 2011

Bahasa yang kutahu tinggalah rasa.
Rasanya dukaku kian mereda,
rasanya aku telah mulai lupa bagaimana lukaku yang pernah menganga cukup lama,
dan semua telah kembali pada suatu hari yang biasa.

Tak ada yang mesti kupuja ketika terjaga
Tak ada wajah yang muncul ketika aku menutup mata
Tak ada lagi yang meraja didalam jiwa
Tak ada lagi catatan-catatan hati tentang sebuah nama
Tak ada lagi cinta diam-diam yang kupelihara
Tak ingin lagi menyimpan cemburu dan rindu yang menyesakkan dada
Tak perlu juga menyimpan duka dengan air mata hanya karena harapan jauh dari nyata
Bukan karena aku telah mati rasa, tapi karena aku benar-benar sudah paham bagaimana menerima yang ada, menerima apa yang menjadi Kehendak-NYA dan menikmatinya.
Allah pasti mendengar segala doa yang kupinta,
Jika DIA menunda, berarti perlu bersabar untuk menunggu sampai waktunya tiba.
Sungguh aku percaya bahwa Allah Maha Mengetahui yang terbaik untuk Hamba-NYA.


Senyumku masih dapat melengkung sempurna,
Semua lagu masih selalu merdu ditelinga,
aku sedang menikmati apa yang kupunya;
Sahabat dan teman-teman baik dengan segala warna yang mereka bawa dalam hidupku yang sederhana.
Keluarga tercinta, tempatku selalu ingin pulang untuk berbagi bahagia, juga ketika aku lelah menghadapi dunia.
Mereka membuatku merasa ada, mereka orang-orang luar biasa yang menerimaku apa adanya.
Mereka seperti bintang-bintang di angkasa yang cahayanya kupinjam sebagai lentera ketika berjalan sendiri diruang hampa
Setiap hari rasanya selalu ingin bersyukur pada-NYA karena aku punya mereka.
Terima kasih telah mau menjadi bagian dalam hidupku yang biasa-biasa saja.
Semoga Allah swt selalu melimpahkan Rahmat-NYA untuk Keluargaku, Sahabatku, juga teman-temanku yang istimewa (worship)

NB: Lewat tulisan ini, saya ingin menyampaikan rasaku untuk; Bapak, Mama’, Kakak dan Adek. Juga untuk; Soulmateku/Sahabatku (Eris, Mitha, Nhawar), Teman ceritaku (wie cipit), Kembarku (AlF), si ondeng (Oche’) dan Saudari2 seperjuanganku (G-13 Ummul Mukminin) ^_^
Selengkapnya...

Lullaby

Selasa, 06 Desember 2011


Aku tak membenci Keramaian, tapi juga tak selalu kusukai
Dan ketika dunia menjadi terlalu bising,
Aku hanya perlu Tidur untuk meredam semua suara dan rasa.

Selengkapnya...

My Cozy Place; PLURK

Minggu, 27 November 2011

Aneh, asing, tidak biasa, itu yang ada dalam pikiranku ketika pertama kali tau ternyata ada sebuah situs jejaring sosial bernama PLURK. Jika diperhatikan dari konfigurasi susunan hurufnya juga agak janggal; Terdiri dari 4 huruf konsonan yang mengapit 1 huruf vocal. Konfigurasi ini juga sedikit menyulitkan lidah kita ketika melafalkannya apalagi jika ingin dieja layaknya sedang belajar membaca (Kalau mengeja BUDI, Be ubu De Idi bacanya Bu-DI lantas bagaimana gampangnya mengeja kata PLURK??? Hahahahaha ujung-ujungnya tetep bawa2 namanya Budi). Belum berhenti disitu rasa ‘’Lain-lainku’’ ketika baru berkenalan dengan PLURK. Setelah iseng-iseng saya buat akun dengan nick AzRa, Eh...ternyata ada juga yang namanya KARMA. Awalnya saya pikir KARMA itu sejenis aplikasi game online yang memang disediakan PLURK untuk mereka pecinta game dan saya memilih untuk mengacuhkannya karena saya kurang tertarik dengan game tapi ternyata KARMA itu membantu kita mendapatkan emoticons lucu yang bisa dipakai sebagai simbol yang kekuatannya lebih besar dalam penyampaian pesan (Plurk tanpa emoticons = Hambar). Ada estimasi-estimasi tertentu yang harus dicapai untuk mendapatkan emoticons tersebut (Mulai dari 10 sampai Tak terhingga) Dan peraturannya adalah Statistik karmamu akan meningkat jika kamu melakukan banyak aktivitas Plurking (Misalnya: menambah teman,membuat tread, merespon ataupun direspon dll) dan akan berkurang drastis jika kamu tidak melakukan apa-apa.

Setelah membuka akun di halaman ini, yang saya lakukan adalah menambah teman dan hanya membuat tread-tread seperti *assalamualaikum!! Selamat pagi* untuk sekedar menyapa saja para penghuni plurk yang notabene memang tidak saya kenal. Sesekali membalas respon dan juga merespon tread-tread lain. Saya juga tak peduli dengan masalah Karma yang naik atau turun. Cuman sebatas itu saja. Bahkan saya sempat benar-benar meninggalkan dunia PLURK beberapa bulan dan akhirnya kembali lagi.





Ya,,awalnya semua terasa asing namun entah bagaimana sepertinya hukum newton 3 telah berlaku sebagai hasil dari intensitas kegiatan Nge-plurk (Membuat tread dan saling merepon). Tiba-tiba saja nama-nama asing yang selalu kuliat ditimeline menjadi begitu akrab. Aksi dan reaksi ditimelinepun akhirnya berlanjut ke dunia nyata setelah diadakannya beberapa kopdar dalam rangka kegiatan sosial bersama dan setelah itu silaturahim ini tetap berjalan baik didunia maya maupun didunia nyata. (cozy)

Lama kelamaan bahkan saya pun baru menyadari telah terjangkit Plurk Addicted. Setiap membuka mata spontan langsung ngecek timeline di plurk. Di Angkutan umum, Ngeplurk. Sambil jalan-jalan, Ngeplurk. Lagi menunggu/antrian, Ngeplurk. Lagi nonton dirumah juga Nge-plurk. Kadang lagi makan juga Ngeplurk, sampe mau tidur juga Ngeplurk. PARAHHHHHH!!! Hahaha (setelah lama saya rasa ini berlebihan, jadi perlu adanya pengendalian diri).

PLURKpun akhirnya menjadi bagian yang sulit untuk dipisahkan dari dalam hidupku. Many things happen here with meaning to.  


PLURK untukku seperti...................................................

Tempat silaturahmi: Kegiatan plurk seperti merespon, membuat tread membuatku serasa berada dalam dunia nyata. Seolah seperti sedang berada di sebuah warkop dan ngobrol banyak hal sambil diketawai padahal kita semua berada pada lokasi yg berbeda. Yah, meski terkadang ada sedikit timbul hal-hal yang tak diinginkan sampai harus berdebat hebat tapi semuanya saya bawa santai saja. Hidup kita sudah cukup serius jadi kalau di dunia maya tak perlu terlalu serius manyikapi semua hal. Yah, Plurk is for Fun.


Tempat ‘’Ini-Itu’’: Mau nanya alamat, nanya tempat makan paling enak, nanya dimana download ini itu, nanya situasi arus jalan mana yang macet, nanya tugas2 kampus, nanya tempat perbaiki ini itu, membahas topik-topik pembicaraan yang ringan sampai yang berat juga boleh, mau pasang pengumuman juga bisa, minta saran atau opini, promosi ini itu juga bisa asal jangan nyari HP yang hilang aja haahahhaha....


Tempat katarsis paling nyaman: Rasa marah, sedih, senang, bete, susah, semuanya secara spontan langsung dapat dituangkan tanpa sungkan. Tread yang tadinya sedih, bete’ atau lagi marah-marah sekalipun justru bisa diketawai saja seenak hati karena respon-respon plurker yang menghibur bisa bikin lupa kalau hariku sedang suram. 


Dan yang paling membuatku betah disini karena saya merasa telah memiliki keluarga kecil disini. Disini saya punya kakak, saya bahkan punya adik yang sudah saya anggap sebagai keluargaku sendiri, juga mendapat teman terbaik yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya. Mereka yang dulunya orang asing, berubah menjadi orang yang paling dekat dihati tanpa harus selalu saya temui dalam wujud nyata. Terimakasih untuk kalian yang selalu membuatku betah disini, yang membuatku merasa ada dan menjadikanku bagian dalam hidup kalian. (cozy)

Selengkapnya...

American Idioms and Phrases Just For Fun

Kamis, 24 November 2011


All of sudden
This phrase is similar to the more common adverb Suddenly, and can almost always be used in place of it.
Example: All of sudden there was a loud knocking at the door.

To get on the Ball
This amusing little phrase says that someone needs to improve something.
            Your work is so sloppy. Get on the ball!!

To have the blue/ To be Blue
To many the color blue suggest coolness or calm,but in this idiom it means that someone is sad or depressed.
            Since Jane stop dating Bob, She is been very blue.
            Don’t be blue. Think about all the happiness you’ve had.

Break The Ice
This idiom really has nothing to do with ice; instead, it says that someone was the first to approach another person.
            The silence was a long, but Maria broke the ice with a simple “hello.” 

A card
This word describes a man (more rarely, a woman) who is very funny or witty.
            I like Jack. He’s such a card.
            You always make me laugh. You’re a real card.

To Keep an eye on
This unusual expression means that someone will watch carefully or guard something.
            Keep an eye on my car. I have to go to the bank.
            I can’t leave right now. I want to keep an eye on the pot on the stove.

To kick the Bucket
This expression is usually used when someone speaks about someone else’s death in a casual or even comic manner. Its synonym is to die.
            When you kick the bucket, you’re going straight to hell.
            Her house was sold a couple of years after Granny kicked the bucket.

Once in a blue moon
This expression explains about something which is very seldom.
            Once in a blue moon, he will go out and see the movie.

Out Of The Blue
This expression has similar meaning with adverb suddenly, unexpectedly.
            To his parents his wedding plans came out of the blue.

Pie in the sky
This expression means an unlikely future reward.
            You’re nice to your uncle just because you think he might leave you all his money
            When he dies?? Oh come on, that’s pie in the sky!!!.

On The Go
This phrase is usually used in a place of busy and in a hurry.
            Her busy job really keeps her on the go.

To Keep in Touch
This phrase means to maintain communication with someone whether by telephone,letter, or other means.
            After you move to New York, please keep in touch

Rain Cats and Dogs
This expression has absolutely nothing to do with animals. Use it when you want to say that it is raining very hard.
            I’m not going out there. It’s raining cats and dogs!!

Scatterbrained
This expression suggests that someone is Completely disorganized or a poor thinker.
            She’ll never finish that project. She’s too scatterbrained.

To run out of
This expression is used to say that someone has exhausted the supply of a certain product or that is used up.
            I think we’re about to run out of milk.
            They run out of gas just before getting to Chicago.

To be sick of
This phrase means that someone finds something unbearable or can no longer endure it.
            She left him because she was sick of his constant complaining.
            Will the sun never shine? I’m sick of this weather!

Many Happy Returns of The Day
This phrase is used primarily in the form given above. It is used as a form of congratulations for a special day such as a birthday, anniversary, or wedding.
            ‘’Happy birthday!! Many happy returns of the day!!’’

Topsy-Turvy
This is used to say that something or some place is in a terrible state or very disorganized.
            Mother entered my room and became angry when she saw that everything was
            Topsy-turvy.

Selengkapnya...

Langue and Parole (Linguistic Antrophology)

Saussure is considered to be responsible for making dichotomy between Langue and Parole. Here, I’m trying to explain these two concepts by reference to Course in General Linguistics.

Ferdinand de Saussure is a linguist who has given much significant influence to the development of Linguistics in the 20th century. As the “father” of Modern Linguistics, he is considered as a linguist who has had a monumental impact on Structuralism theory. Furthermore, Saussure’s idea about general theory of sign system that is semiology. He has five views about language that was being guidance for many linguist, they are signifier and signified, form and content, langue and parole, synchronic and diachronic, and syntagmatic and paradigmatic. However, in this case I would like to proffer only one of his views that are Langue and Parole as the components of language.

Langue
Langue refers to the abstract system of language that is internalized by a given speech community. Langue can be considered as pure referential. In this case, the point of this approach is analyzing internal relation of elements in languages and search for the structure and system of languages without considering external elements of language. Here, structure must have three characteristics that are: (1) consist of units, (2) having an order, and (3) one element precedes the other element. The branches of Pure linguistic that is made by Langue approach are Phonetics and Phonology, morphology, syntax and semantics. Here, I intend to give the explanation about those branches of language by adding some example in order that we are able to see system and structure in it.

• Phonetics and Phonology: linguistic branch that focus on the phoneme in language.
   Example: Phoneme /b/ vs phoneme /p/ → [pin] vs [bin]
• Morphology
  Example: Cat (plural) → Cat + -s
  The sign Cat and cats are associated in the mind, producing an abstract paradigm of the word forms of cat. Comparing this with other paradigms of word forms, we can note that in the English plural often consist of little more than adding an s to the end of the word.

• Syntax is a linguistic branch that study about the inter relationship between elements of sentence structure, and of the rules governing the arrangement of sentences in sequences.
Example: The cat Climbs the tree (The Cat is a Subject, Climbs is a Verb and The tree is an object)

• Semantics: pure linguistic approach to semantic is to emphasize one of modes significance way that is called pure semantic approach (referential).
Example: a cat chases a mouse.
 
- This sentence claimed in proposition that there is an agent “a cat” doing an activity “chases” and the patient is “a mouse” and the proposition must be true if it relevant with reality. 
- To construct the sentence we may follow some process such us selection of the words (system), syntagma (structure) and also concatenation (stretch of words). The sentence constructed by using the convention language which gives a meaning to the sentence. In this case, we select the word “a cat”, “chases” and “a mouse”. These words are appropriate to construct a sentence a cat chases a mouse. Thus, we will consider syntagma in the sentence in which we cannot relate the word “chases” with “flow” or “a mouse” with “flow” because we found no meaning from this relation and it is inappropriate with grammatical structure.

       
      Parole
      Parole can be considered as individual act of speech and “putting into a practice of language”. Parole is heterogeneous, that is to say composed of unrelated or differing parts of elements. The study of parole would be entirely focused on individual utterances, using all the available resources of formal and empirical study to analyze actual statements, usually within a specific language. It could be reflection of individual freedom in which the speech that created by saying the words in given language. In this sense, de Saussure defines that language as a product, the social side of speech being beyond the control of the speaker. In addition, according to de Saussure, language is not a function of the speaker, but passively assimilated and speaking as defined by Saussure, is premeditated act.
      Selengkapnya...

      Mimpi Cuma Mimpi

      Jumat, 11 November 2011



      Mimpi??
      Aku belum ingin kembali bermimpi,aku masih tak bernyali...
      mungkin karena mimpi-mimpi sederhanaku,yang senantiasa kupatrikan dulu tak juga terpenuhi, meski sekali....

      Perjalanan ini masih panjang tapi tak juga pasti,
      namun terlalu bodoh bagi diriku untuk memenuhinya dengan ratapan-ratapan tak berarti....

      Kini....
      Aku hanya ingin menjalani apa yang diberi,
      mencoba menerima dan mengerti apa yang terjadi,
      mencoba memaknai setiap senti hidup ini,
      dan berhenti mengiba-iba lagi

      Semoga Allah swt Merahmati...
      Selengkapnya...

      Curhat Buat Sahabat

      Kamis, 03 November 2011


      Sahabatku, usai tawa ini
      Izinkan aku bercerita:

      Telah jauh, ku mendaki
      Sesak udara di atas puncak khayalan
      Jangan sampai kau di sana

      Telah jauh, ku terjatuh
      Pedihnya luka di dasar jurang kecewa
      Dan kini sampailah, aku disini...

      Yang cuma ingin diam, duduk di tempatku
      Menanti seorang yang biasa saja
      Segelas air di tangannya, kala kuterbaring... sakit
      Yang sudi dekat, mendekap tanganku
      Mencari teduhnya dalam mataku
      Dan berbisik : "Pandang aku, kau tak sendiri,
      oh dewiku..."
      Dan demi Tuhan, hanya itulah yang
      Itu saja kuinginkan


      Telah lama, kumenanti
      Satu malam sunyi untuk kuakhiri
      Dan usai tangis ini, aku kan berjanji...

      Untuk diam, duduk di tempatku
      Menanti seorang yang biasa saja
      Segelas air di tangannya, kala kuterbaring... sakit
      Menentang malam, tanpa bimbang lagi
      Demi satu dewi yang lelah bermimpi
      Dan berbisik : "Selamat tidur, tak perlu bermimpi bersamaku..."

      Wahai tuhan, jangan bilang lagi itu terlalu tinggi
      Selengkapnya...

      Language Acquisition of Child

      Jumat, 30 September 2011

      First language acquisition of child is the process of children in acquiring their first language or mother tongue. In this stage, the ability of children in acquiring language is influenced by two major factors that are internal (family) and external (environtment out side the home where children live in).

      Babies are born with the ability to distinguish speech from other sounds they hear, even though they do not understand what it means. By the time children reach school age, they are speaking in complex sentences, having conversations, and understanding most of what they hear.

      Children's brains are designed to help them learn language. From the time they are born, their brains register and process the sounds they hear. As a child's brain, thinking skills, and motor systems develop, so does his/her understanding and use of language to communicate. Underlying language development is the ability to think about the world, and explore it with vision, hearing, smell, touch, etc. As a child begins to make sense of the world through exploration, language is attached to those experiences. Language develops gradually, from single words at about twelve months to complex sentences at five years, and from simple concepts (juice, shoes) to those that are more abstract (frustrated, addition). School-age children continue to learn and use increasingly complex and abstract language.


      From the phenomenon that we seen in every day, here is an interesting question (but people think it is natural phenomenon). However, I will try to explain it according to my experience when I was child. The question is “how the children learn their first language?’’ ‘’How do I acquire and learn my mother tongue?’’ To answer the question, I have asked my mother and father to get the information about the way I acquire and learn language when I was child. Then, here, I greatly describe about that.

      First of all, When I was 10 month, I able to say some words but not perfect. The first word that I could utter is MA-MA and PA-PA. In this stage, I couldn’t say many words because I have a tendency to utter the words which have the same pattern of morpheme. Such as CU-CU (susu), MA-MAM (makan), MI-MI (minum), BO-BO (tidur), NE-NE (nenek), KA-KA (kakak).

      Furthermore, My mother and father told me that I was categorized as a child who made a giant leap in acquiring and learn Bahasa Indonesia as my mother tongue. I able to say many words fluently and clearly when I was 1 years old. For example: I did not say any more MA-MAM for MAKAN, MI-MI for MINUM, PI-GI for PERGI, ATUT for TAKUT because I could say these words correctly that MINUM for MINUM, MAKAN for MAKAN, PERGI for PERGI, TAKUT for TAKUT etc.

      Moreover, My father and mother told me that I able to speak bahasa Indonesia as my mother tongue when I was 2 years old because I lived around the people who used to speak in bahasa Indonesia rather than local language. At this age, I used to call my father by saying “Bapaknya Icha” not “Bapak” because I used to hear my neighbor called my father with that call then I imitated it. My neighbor called my father “Bapaknya Icha” because my brother’s name is Icha therefore they called my father so. Then, my parents explained to me that I should call my father with “bapak” so step by step I could understand. This is being an unforgettable moment that my parents used to tell me.

      Finally, my parents told me that I could interact to another people actively because I understand what they mean when they tried to talk with me. I could answer the simple questions correctly.

      For example:
      Q = “bapakmu pergi kemana?”
      A = “bapakku pergi ke kantor”
      Q = “kamu mau pergi kemana?”
      A = “main”
      Q = “siapa nama kakakmu?”
      A = “icha”
      Selengkapnya...

      September End (The Trip is begin)

      Mungkin isi kepalaku sedang membeku atau bisa jadi benar-benar buntu. Tapi yang pasti saya sedang menjadi orang dungu. Saya tidak tahu, saya tidak tahu, saya tidak tahu. Kata-kata itu setiap hari memalu dikepalaku sebagai jawaban dari pertanyaan: Kemana lagi saya melangkah?? Dimana lagi saya mencari jalan??. Saya juga tidak tahu sampai dimana estimasi otakku bekerja dengan baik. Apakah daya pikirku menurun atau stabil, tapi sepertinya tak mengalami peningkatan (hahaahhaha). Entah ilmu apa yang masih tersisa dikepalaku, setidaknya untuk bisa kubagi dengan orang lain (Mungkin karena sudah lama tak pernah diuji lagi sich!! Hohohoho). Semuanya seperti menguap bersama lamanya rentang waktu ketidakproduktifanku sebagai manusia, sepertinya ini efek samping terdahsyat yang pernah saya tahu ketika seseorang yang dalam setiap minggunya menghabiskan hampir sebagian besar waktunya dalam rumah saja dengan rutinitas itu-itu saja. Bukannya malas keluar rumah tapi lebih karena saya mesti memilah-milah mana aktivitas yang perlu dan mana tidak perlu dilakukan diluar rumah sana.



      Sepanjang september ini saya masih selalu bergairah mencari lowongan kerja, masih senantiasa menulis surat-surat lamaran dan mangantarnya, tapi memang sampai akhir bulan ini belum juga ada kabar baik yang saya dapatkan. Meskipun begitu, semangatku tak memudar sedikitpun karena saya punya alasan untuk terus berjalan, Kelurgaku. Hmm,,,Kenapa tak kucoba saja peruntungan ke luar makassar, beradu nasib saja!!! Hitung-hitung sudah cukuplah 2 tahun saya bertahan berwara-wiri disini, mungkin saja rejekiku ada diluar sana (Who knows, I am the lucky one). Ah, sepertinya ini ide yang menarik dan patut dicoba. Anggap saja ini sebuah rekreasi, refreshing, atau sejenis terapi ringan bagi otakku yang membeku...hahahaha..(yahoo)

      Perjalananku akan dimulai awal bulan Oktober ini. Ada rasa sedih yang menyelinap dalam hati yang berusaha saya tepiskan ketika ingin beranjak dari kota Makassar. Yach..Terlalu banyak kenangan yang bermakna disini, terlalu banyak yang saya miliki disini sehingga saya benar-benar benci jika harus berjarak jauh dari tempat ini meski hanya untuk sementara waktu. Namun itulah bagian yang memang tidak enak dari pilihan ini, mesti dijalani. Saya tidak tahu nasibku akan bagaimana disana nanti, benar-benar tidak tahu. Tak ada satu gambaran pun muncul dalam benakku. Ini seperti menebak langit abu-abu. Namun keinginanku lebih kuat dari pada kata TIDAK TAHU yang selalu menghantuiku. Saya tak mau berdiam diri saja disini, saya ingin berpetualang lagi. Entah nanti bagaimana hasilnya, yang saya tahu, saya ingin mencoba saja. Dengan begitu, saya bisa meruntuhkan dinding-dinding KetidakTahuanku tentang segala Kemungkinan.

      ‘’Bagaimana kita TAHU sesuatu yang TAK MUNGKIN bisa berubah menjadi MUNGKIN jika kita tak punya Nyali untuk mencoba’’

      Let’s begin this Trip with BismiLLAHIrahmaanirrahiim ^_^

      Selengkapnya...

      Ke(tidak)Teraturanku

      Senin, 08 Agustus 2011

      Libur panjangku sudah hampir genap dua bulan, kelas Reading Strategies sudah usai sejak akhir bulan Mei 2011 lalu, meski beberapa minggu setelahnya masih menerima Urgent call dari mahasiswa-mahasiswa palsu yang tak pernah masuk kelasku tapi tiba-tiba berbicara kebijakan nilai padaku karena terancam tidak ikut KKN atau karena kekurangan subsidi nilai yang dapat menghambat ujian meja *sigh* (Oh, maaf saya bukan orang bijak), ada juga sebagian yang mengirim mesage-message singkat untuk bertanya nilai dan ada pula satu dua orang yang mengapresiasiku dengan ucapan terima kasih (worship). Selebihnya liburan panjang kali ini hanya kulakukan dengan kontinuitas kegiatan yang sama tiap harinya. Mulai bangun disubuh hari dan mulai melakukan pekerjaan rumah. Sisanya, saya hanya menonton berbagai jenis tayangan televisi dan menjadi terlalu eksis didunia Plurk (Sebuah situs jejaring sosial yang, menurutku, paling bebas untuk Ber-Katarsis ria).Kejenuhan ini benar- benar membuatku gampang untuk memanggil kembali memori-memori masa lalu, spontan menghubungkannya dengan apa yang sedang terjadi sampai hari ini. Flashback:‘’apa yang sudah kulakukan selama ini?’’ jika dilihat hasilnya saat ini, Saya cuma bisa bilang: ‘’Nothing’’ sebagai jawaban untuk mewakilkan satu kalimat “saya belum menjadi siapa-siapa’’

      Sejak awal 2010, saya memutuskan untuk menjadi tenaga pengajar bahasa inggris dikampusku, membantu salah satu dosenku dipusat bahasa untuk membagi ilmu. Tak pernah sedikitpun terlintas dipikiranku untuk menjadi asisten dosen atau pun kelak menjadi dosen, itu seperti bukan diriku. Memang bagiku berbagi ilmu merupakan satu aplikasi dari ‘’HablumminALLAH dan Hablumminannas’’ disatu sisi kita bisa menjadi manusia yang bermanfaat untuk orang lain, disisi lain itu bisa menjadi tabungan pribadi amal jariyah di akhirat kelak, InsyaALLAH. Tapi yang menggangguku adalah saya merasa tak berbakat mengajar mahasiswa dan tak punya pengalaman sedikitpun. Masih teringat nilai C yang saya dapat untuk Mata Kuliah ‘’Teaching English as Foreign Language’’ betapa buruknya praktek micro teachingku waktu itu, satu kata saja, BERANTAKAN (Oh, Forget it). The right man in the right place dan Saya pikir saya bukan the right man. Ya, nyaliku memang menciut sebelum perang dimulai. Namun akhirnya, tawaran itu datang dengan tiba-tiba. Seperti menodongku, seorang teman baik yang mereferensikanku pada seorang dosen untuk menjadi asistennya dan memegang beberapa kelas sekaligus, saya hanya asal-asalan mengiyakan saja dengan satu alasan ‘’Daripada nganggur!!'' Begitulah pikiran pendekku setelah akumulasi ketidakberuntunganku dalam melamar pekerjaan sana-sini sejak saya resmi dinyatakan Sarjana sastra Inggris dari Fakultas Ilmu Budaya di Universitas Hasanuddin, tepat pada angka cantik 09-09-2009...(Miris,,hahaha)...
      Well, Bim sala bim, maka jadilah saya si pembantu dosen dengan perasaan gado-gado. Bagaimana perasaanmu mengajar Mahasiswa?? (pertanyaan nomor dua yang paling sering ditanyakan temanku setelah bertanya: apa kegiatanmu sekarang??) ‘’Not Too bad’’ itulah jawabanku hahaha..Setiap semester, saya akan selalu menjumpai mahasiswa dengan latar belakang disiplin ilmu yang berbeda-beda dan situasi kelas yang berbeda-beda, maka dari sinilah saya bisa merasakan berbagai macam sensasi dalam setiap kelas. Terkadang saya merasa seolah menjadi seorang salesman. Ketika mengajar, semuanya diam, hanya mendengarkanku saja kemudian akan mengajukan pertanyaan jika tak mengerti produk apa yang sedang kujelaskan.Sesekali serasa berakting sebagai seorang polisi yang mengintrogasi, satu-persatu mendapat pertanyaan tentang apa yang mereka ketahui sebelum saya mulai berbicara terlalu banyak. Bisa juga sensasinya seperti sedang berada dalam suatu acara diskusi (seperti dalam tayangan televisi-televisi swasta akhir-akhir ini) ketika saya harus menghadapi mahasiswa kritis dengan antusiasme tinggi yang selalu membuat kelasku menjadi ramai.Sesekali menjadi pelawak. Tapi yang terburuk adalah perasaan dongkol layaknya seorang pacar yang sudah menjelaskan panjang kali lebar tapi tak satupun dimengerti apa yang telah dijelaskan (situasi ini bisa membuatku merasa gagal jadi pengajar)..hahaha... kedengarannya lebbay sekali pengalaman ini. Meskipun demikian, ada satu alasan yang membuatku ingin segera berhenti dari pekerjaan ini, jangan tanyakan apa dan mengapa karena saya juga tak ingin menjabarkannya disini. Itu privasiku. Maka dari itu, selama saya mengajar, saya juga tetap melanjutkan ikhtiar saya sebagai seorang job seeker.

      Entah sudah berapa banyak lamaran yang kusebar,mulai dari perusaahaan yang namanya tidak diragukan lagi sampai nama-nama perusahaan yang kurang jelas tapi sering tertera dalam kolom-kolom *lowker disurat kabar harian*. Macam-macam tes terulis dan wawancara pernah kuikuti. Ada yang lulus tapi tak sesuai dengan yang kuinginkan, adapun cuma lolos beberapa tahap saja, ada juga yang memang tak lolos berkas. Ada juga saat dimana saya sempat menjadi korban penipuan perekrutan penyuluhan Tabung Gas. Pernah juga dibuat kecewa setengah mati oleh perusahaan Jepang yang salah mengirimkan konfirmasi kelulusan tes lewat sms, padahal saya sudah lompat kegirangan dan mereplay sms tersebut, ternyata sms itu ‘’seharusnya’’ bukan ditujukan padaku tapi temanku yang sama-sama ikut interview waktu itu. (Tidak pada tempatnya Konfirmasi kelulusan tes seseorang diberitahukan melalui Short Message Service, itu tidak sopan!! Maaf itu reaksiku setelah kasus ini!!). Tes-tes CPNS juga tak pernah kulewatkan begitu saja meskipun saya tahu peluangnya kecil untukku. Tapi toh memang saya belum beruntung.Saya pun merasa bertambah kerdil saja, ketika saya bertemu dan berkumpul dengan teman-teman seperjuangan yang sudah bisa membanggakan apa yang mereka punya setelah sama-sama sarjana dulu. Mereka punya cerita sukses yang menarik untuk dibagi, sedangkan saya yang bisa kubanggakan hanya senyum terbaikku untuk menghadapi cerita hebat mereka. Tahukah kamu bagaimana rasanya ada diantara mereka?? Saya ingin segera mencari pintu ajaib Doraemon dan segera lenyap dibalik sana.

      Akumulasi ikhtiar yang belum berhasil ini, sempat membuatku kehilangan arah. Serasa tentara yang kehabisan amunisi, hanya perlu mengangkat tangan kemudian berkata‘’saya menyerah’’. Untuk waktu yang cukup lama saya benar-benar berhenti bergerak, diam ditempat. Isi kepalaku kubiarkan kosong, hampa tanpa impian juga harapan. Semuanya serasa mengabur dalam pandangan, hanya ratapan. Untuk pertama kalinya dalam hidup, saya merasa tak punya tujuan. Asal-asalan. Sampai-sampai masuk kelas untuk mengajarpun menjadi lamban, jika tak berpikir itu adalah kewajiban, mungkin sudah kutinggalkan (Astagfirullahaladzim). Suatu ketika saya bercermin cukup lama, yang kudapati disana hanyalah orang asing yang begitu rapuh juga dungu, dengan mata kuyu yang sudah lelah menangis. Saya bukan saya. Saya baru sadar, terlalu lama saya menjadi lumpuh. Namun tidak ada gunanya lagi menghardik apa yang telah berlaku. Saya tak mau berhenti lagi dan ingin segera berlari mengejar mereka yang sepertinya telah jauh melampauiku. Bukankah pengalaman adalah guru terbaik?? Bukankah selalu ada hikmah atas segala sesuatu yang telah berlaku??Bukankah Allah swt Maha Tahu yang terbaik untukku??? Ampunilah Hambamu ini Ya Allah yang mungkin telah berburuk sangka padaMU. HambaMU yang bodoh, tanpa sadar mendiktemu,seolah paling tau yang terbaik padahal Engkau Maha mengetahui apa yang hamba butuhkan bukan sekedar yang apa yang Hamba inginkan. Kini, Mudahkanlah Ikhtiar hambamu ini Ya Allah!! Jangan biarkan Hambamu tersesat tanpa harapan lagi.....

      Sejenak, air mata ini jatuh ketika melihat kata-kata mantra yang kubuat dalam prolog skripsiku, kata-kata yang sempat terlupakan olehku:

      Ketidak pastian tentang hari Esok,
      Takkan begitu saja membuatku berhenti Hari Ini,
      Karena aku menciptakan harapanku saat ini,
      Dan akan membuatnya Nyata dihari Esok,
      Bersama Kesabaran, Ikhtiar dan Ridho-NYA


      Kini saya berdiri disini, saya akan Melawan Dunia lagi!!!!!!!!!!!!! (rock)
      Selengkapnya...

      Tambahkan Cinta dan Kurangi Benci

      Seorang pria bertemu dengan seorang gadis di sebuah pesta, si gadis tampil luar biasa cantiknya, banyak lelaki yang mencoba mengejar si gadis. Si pria sebetulnya tampil biasa saja dan tak ada yang begitu memperhatikan dia, tapi pada saat pesta selesai dia memberanikan diri mengajak si gadis untuk sekedar mencari minuman hangat. Si gadis agak terkejut, tapi karena kesopanan si pria itu, si gadis mengiyakan ajakannya.


      Mereka berdua akhirnya duduk di sebuah coffee shop, tapi si pria sangat gugup untuk berkata apa-apa dan si gadis mulai merasa tidak nyaman dan berkata, "Kita pulang saja?".

      Namun tiba-tiba si pria meminta sesuatu pada pramusaji ‘’Bisa minta garam buat kopi saya?" Semua orang yang mendengar memandang dengan ke arah si pria, aneh sekali! Wajahnya berubah merah, tapi tetap saja dia memasukkan garam tersebut ke dalam kopinya dan meminumnya.


      Si gadis dengan penasaran bertanya, "Kenapa kamu bisa punya kebiasaan seperti ini?" Si pria menjawab, "Ketika saya kecil, saya tinggal di daerah pantai dekat laut, saya suka bermain di laut, saya dapat merasakan rasanya laut, asin dan sedikit menggigit, sama seperti kopi asin ini. Dan setiap saya minum kopi asin, saya selalu ingat masa kanak-kanak saya, ingat kampung halaman, saya sangat rindu kampung halaman saya, saya kangen orang tua saya yang masih tinggal di sana."

      Begitu berkata kalimat terakhir, mata si pria mulai berkaca-kaca, dan si gadis sangat tersentuh akan perasaan tulus dari ucapan pria di hadapannya itu. Si gadis berpikir bila seorang pria dapat bercerita bahwa ia rindu kampung halamannya, pasti pria itu mencintai rumahnya, peduli akan rumahnya dan mempunyai tanggung jawab terhadap rumahnya. Kemudian si gadis juga mulai berbicara, bercerita juga tentang kampung halamannya nun jauh di sana , masa kecilnya dan keluarganya. Suasana kaku langsung berubah menjadi sebuah perbincangan yang hangat juga akhirnya menjadi sebuah awal yang indah dalam cerita mereka berdua.
      Mereka akhirnya berpacaran. Si gadis akhirnya menemukan bahwa si pria itu adalah seorang lelaki yang dapat memenuhi segala permintaannya, dia sangat perhatian, berhati baik, hangat, sangat perduli... betul-betul seseorang yang sangat baik tapi si gadis hampir saja kehilangan seorang lelaki seperti itu!

      Kopi asin yang ada gunanya...


      Kemudian cerita berlanjut seperti layaknya setiap cerita cinta yang indah, sang putri menikah dengan sang pangeran dan mereka hidup bahagia selamanya, dan setiap saat sang putri membuat kopi untuk sang pangeran, ia membubuhkan garam di dalamnya, karena ia tahu bahwa itulah yang disukai oleh pangerannya.


      Setelah 40 tahun, si pria meninggal dunia, dan meninggalkan sebuah surat yang berkata, "Sayangku yang tercinta, mohon maafkan saya, maafkan kalau seumur hidupku adalah dusta belaka. Hanya sebuah kebohongan yang aku katakan padamu ... tentang kopi asin."



      Ingat sewaktu kita pertama kali jalan bersama? Saya sangat gugup waktu itu, sebenarnya saya ingin minta gula tapi malah berkata garam. Sulit sekali bagi saya untuk mengubahnya karena kamu pasti akan tambah merasa tidak nyaman, jadi saya maju terus. Saya tak pernah terpikir bahwa hal itu ternyata menjadi awal komunikasi kita! Saya mencoba untuk berkata sejujurnya selama ini, tapi saya terlalu takut melakukannya, karena saya telah berjanji untuk tidak membohongimu untuk suatu apa pun.

      Sekarang saya sekarat, saya tidak takut apa-apa lagi jadi saya katakan padamu yang sejujurnya, saya tidak suka kopi asin, betul-betul aneh dan rasanya tidak enak. Tapi saya selalu dapat kopi asin seumur hidupku sejak bertemu denganmu, dan saya tidak pernah sekalipun menyesal untuk segala sesuatu yang saya lakukan untukmu. Memilikimu adalah kebahagiaan terbesar dalam seluruh hidupku. Bila saya dapat hidup untuk kedua kalinya, saya tetap ingin bertemu kamu lagi dan memilikimu seumur hidupku, meskipun saya harus meminum kopi asin itu lagi.


      Air mata si gadis betul-betul membuat surat itu menjadi basah. Kemudian hari bila ada seseorang yang bertanya padanya, apa rasanya minum kopi pakai garam? Si gadis pasti menjawab, "Rasanya manis."


      Kadang Anda merasa Anda mengenal seseorang lebih baik dari orang lain, tapi hanya untuk menyadari bahwa pendapat Anda tentang seseorang itu bukan seperti yang Anda gambarkan. Sama seperti kejadian kopi asin tadi.


      Tambahkan Cinta dan Kurangi Benci karena terkadang garam terasa lebih manis daripada gula.


      Source: http://www.ebookdahsyat.cjb.net
      Selengkapnya...

      Laki-laki Sejati

      Jumat, 05 Agustus 2011


      Aku bertanya pada Bunda, bagaimana memilih Lelaki Sejati ?

      Bunda menjawab, Nak..........
      Laki-laki Sejati bukanlah dilihat dari bahunya yang kekar,
      Tetapi dari kasih sayangnya pada orang disekitarnya.

      Laki-laki Sejati bukanlah dilihat dari suaranya yang lantang,
      Tetapi dari kelembutannya mengatakan kebenaran.

      Laki-laki Sejati bukanlah dilihat dari jumlah sahabat di sekitarnya,
      Tetapi dari sikap bersahabatnya pada generasi muda bangsa.

      Laki-laki Sejati bukanlah dilihat dari bagaimana dia dihormati ditempat bekerja,
      Tetapi dari bagaimana dia dihormati di dalam rumah.

      Laki-laki Sejati bukanlah dilihat dari kerasnya pukulan,
      Tetapi dari sikap bijaknya memahami persoalan.

      Laki-laki Sejati bukanlah dilihat dari dadanya yang bidang,
      Tetapi dari hati yang ada dibalik itu.

      Laki-laki Sejati bukanlah dilihat dari banyaknya wanita yg memuja,
      Tetapi komitmennya terhadap wanita yang dicintainya.

      Laki-laki Sejati bukanlah dilihat dari barbel yang dibebankan,
      Tetapi dari tabahnya dia menghadapi lika-liku kehidupan.
       Laki-laki Sejati bukanlah dilihat dari kerasnya membaca kitab suci,
      Tetapi dari konsistennya dia menjalankan apa yang ia baca.

      Source: http://www.ebookdahsyat.cjb.net Selengkapnya...

      The Not-Knowing piece

      Senin, 11 Juli 2011

      She is drowning in the deep of terrible hope
      May no one hear
      May no one see
      Or pretending to be blind and deaf......

      It seems like staring out the window,
      when heavy rain
      Everything is being fuzzy in the corner of her eyes...

      In smile, the rainbow cures her wound,
      while the drizzle brings her, the grief...

      Moon merely mock and laugh her all the nights,
      And tears....
      Confess her weakness for a while...

      Let her wait...
      The eyes without lie, who won't let she sheds tears for more....
      Then wipe out all the pain she has…
      Bottom of Form

      Selengkapnya...

      Pekerjaan Hati ......Pekerjaan Manusia....




      Selengkapnya...