Ketika Ramadhan Pergi...........

Jumat, 07 September 2012


“Semoga Ramadhan bukan sekedar dijadikan Euforia semata, semoga segala amal ibadah (wajib maupun sunnah) yang dilakukan selama bulan ramadhan bukan hanya sekedar ikut-ikutan meramaikan suasana”


Ketika bulan ramadhan tiba, saya melihat sebagian besar dari kita amat sangat antusias melakukan segala bentuk amal ibadah namundikemasdalam berbagai bentuk.Mesjid yang tadinya sepi menjadi begitu ramai tumpah ruah, apalagi ketika shalat Tarawih dan shalat shubuh. Orang-orang yang tadinya tidak shalatatau orang-orang yang melaksanakan shalat wajib sesuai kehendak hati saja(Kalo lagi pengen shalat, kaloenggak ya nggakperlu) bisa jadi berubah melaksanakan shalat wajib dibulan ramadhan bahkan menambahnya dengan melaksanakanshalat sunnah tarawih. Orang-orang yang tadinya jarang membaca al-qur’an terlihat berlomba-lomba menghatamkan bacaannya dibulan ramadhan.Adajuga orang yang tetap antusias berpuasa penuh selama bulan ramadhan tapi masih tetapmeninggalkan shalat wajibnya dengan dalih “yang penting saya puasa”.Dimana-mana saya melihat orang bersedekah dan menyantuni anak yatim ketika berbuka puasa maupun sahur. Para Selebriti tanah air yang biasanya berpakaian minim mendadak menutup aurat dengan alasan klise “Menghormati bulan puasa” segala stasiun TV menyajikan sinetron bertema religi.Tablighakbar diadakan di berbagai kota dengan penceramah para Da’i popule. Ada kultum setelah berbuka puasa dan sahur.Hampir setiap hari status-status facebook diisi dengan kata-kata positive tentang kegiatan dan hal-hal baik di bulan Ramadhan daripada status-status galau.Ada juga berisi hadis dan terjemahan al-quran.Sungguh, segala wujud kebaikan dan kasih sayang ada dimana-mana ketika bulan Ramadhan.






Ketika Beduk maghrib tanda berbuka puasa diakhir ramadhan telah berbunyi, Suara takbipun menyusul menggema dimana-mana, bahkan didesa terpencil sekalipun. Tak kalah ramainya juga bunyi nada dering, nada sms dari telepon seluler yang bertubi-tubi masuk berisi berbagai macam rangkaian kata dengan satu kesimpulan: Selamat Idul Fitri,Mohon Maaf Lahit Batin. Di berbagai macam situs jejaring sosial dibanjiri segala status berbeda namun berujung ucapan Selamat Idul Fitri,Mohon Maaf Lahir Batin. Tidak ada lagi berbagai jenis kartu lebaran yang lucu yang dikirim melalui pos seperti ketika waktuku kecil dulu. Mungkin masih ada yang menjual berbagai jenis kartu lebaran itu, tapi peminatnya sekarang bisa dibilang sudah dihitung jari atau bahkan menghilang. Cara itu mungkin sudah dianggap kuno ,lebih tepatnya tidak lagi efektif dan efisien waktu. Memang tak dapat dipungkiri teknologi canggih yang berubah begitu cepat mengikis semua itu.Yah..itulah moment ketika ramadhan beranjak pergi berganti dengan datangnya HariKemenangan. Namun, ketika Ramadhan pergi, apa yang tersisa untuk kita renungi???


Selengkapnya...