Ke(tidak)Teraturanku

Senin, 08 Agustus 2011

Libur panjangku sudah hampir genap dua bulan, kelas Reading Strategies sudah usai sejak akhir bulan Mei 2011 lalu, meski beberapa minggu setelahnya masih menerima Urgent call dari mahasiswa-mahasiswa palsu yang tak pernah masuk kelasku tapi tiba-tiba berbicara kebijakan nilai padaku karena terancam tidak ikut KKN atau karena kekurangan subsidi nilai yang dapat menghambat ujian meja *sigh* (Oh, maaf saya bukan orang bijak), ada juga sebagian yang mengirim mesage-message singkat untuk bertanya nilai dan ada pula satu dua orang yang mengapresiasiku dengan ucapan terima kasih (worship). Selebihnya liburan panjang kali ini hanya kulakukan dengan kontinuitas kegiatan yang sama tiap harinya. Mulai bangun disubuh hari dan mulai melakukan pekerjaan rumah. Sisanya, saya hanya menonton berbagai jenis tayangan televisi dan menjadi terlalu eksis didunia Plurk (Sebuah situs jejaring sosial yang, menurutku, paling bebas untuk Ber-Katarsis ria).Kejenuhan ini benar- benar membuatku gampang untuk memanggil kembali memori-memori masa lalu, spontan menghubungkannya dengan apa yang sedang terjadi sampai hari ini. Flashback:‘’apa yang sudah kulakukan selama ini?’’ jika dilihat hasilnya saat ini, Saya cuma bisa bilang: ‘’Nothing’’ sebagai jawaban untuk mewakilkan satu kalimat “saya belum menjadi siapa-siapa’’

Sejak awal 2010, saya memutuskan untuk menjadi tenaga pengajar bahasa inggris dikampusku, membantu salah satu dosenku dipusat bahasa untuk membagi ilmu. Tak pernah sedikitpun terlintas dipikiranku untuk menjadi asisten dosen atau pun kelak menjadi dosen, itu seperti bukan diriku. Memang bagiku berbagi ilmu merupakan satu aplikasi dari ‘’HablumminALLAH dan Hablumminannas’’ disatu sisi kita bisa menjadi manusia yang bermanfaat untuk orang lain, disisi lain itu bisa menjadi tabungan pribadi amal jariyah di akhirat kelak, InsyaALLAH. Tapi yang menggangguku adalah saya merasa tak berbakat mengajar mahasiswa dan tak punya pengalaman sedikitpun. Masih teringat nilai C yang saya dapat untuk Mata Kuliah ‘’Teaching English as Foreign Language’’ betapa buruknya praktek micro teachingku waktu itu, satu kata saja, BERANTAKAN (Oh, Forget it). The right man in the right place dan Saya pikir saya bukan the right man. Ya, nyaliku memang menciut sebelum perang dimulai. Namun akhirnya, tawaran itu datang dengan tiba-tiba. Seperti menodongku, seorang teman baik yang mereferensikanku pada seorang dosen untuk menjadi asistennya dan memegang beberapa kelas sekaligus, saya hanya asal-asalan mengiyakan saja dengan satu alasan ‘’Daripada nganggur!!'' Begitulah pikiran pendekku setelah akumulasi ketidakberuntunganku dalam melamar pekerjaan sana-sini sejak saya resmi dinyatakan Sarjana sastra Inggris dari Fakultas Ilmu Budaya di Universitas Hasanuddin, tepat pada angka cantik 09-09-2009...(Miris,,hahaha)...
Well, Bim sala bim, maka jadilah saya si pembantu dosen dengan perasaan gado-gado. Bagaimana perasaanmu mengajar Mahasiswa?? (pertanyaan nomor dua yang paling sering ditanyakan temanku setelah bertanya: apa kegiatanmu sekarang??) ‘’Not Too bad’’ itulah jawabanku hahaha..Setiap semester, saya akan selalu menjumpai mahasiswa dengan latar belakang disiplin ilmu yang berbeda-beda dan situasi kelas yang berbeda-beda, maka dari sinilah saya bisa merasakan berbagai macam sensasi dalam setiap kelas. Terkadang saya merasa seolah menjadi seorang salesman. Ketika mengajar, semuanya diam, hanya mendengarkanku saja kemudian akan mengajukan pertanyaan jika tak mengerti produk apa yang sedang kujelaskan.Sesekali serasa berakting sebagai seorang polisi yang mengintrogasi, satu-persatu mendapat pertanyaan tentang apa yang mereka ketahui sebelum saya mulai berbicara terlalu banyak. Bisa juga sensasinya seperti sedang berada dalam suatu acara diskusi (seperti dalam tayangan televisi-televisi swasta akhir-akhir ini) ketika saya harus menghadapi mahasiswa kritis dengan antusiasme tinggi yang selalu membuat kelasku menjadi ramai.Sesekali menjadi pelawak. Tapi yang terburuk adalah perasaan dongkol layaknya seorang pacar yang sudah menjelaskan panjang kali lebar tapi tak satupun dimengerti apa yang telah dijelaskan (situasi ini bisa membuatku merasa gagal jadi pengajar)..hahaha... kedengarannya lebbay sekali pengalaman ini. Meskipun demikian, ada satu alasan yang membuatku ingin segera berhenti dari pekerjaan ini, jangan tanyakan apa dan mengapa karena saya juga tak ingin menjabarkannya disini. Itu privasiku. Maka dari itu, selama saya mengajar, saya juga tetap melanjutkan ikhtiar saya sebagai seorang job seeker.

Entah sudah berapa banyak lamaran yang kusebar,mulai dari perusaahaan yang namanya tidak diragukan lagi sampai nama-nama perusahaan yang kurang jelas tapi sering tertera dalam kolom-kolom *lowker disurat kabar harian*. Macam-macam tes terulis dan wawancara pernah kuikuti. Ada yang lulus tapi tak sesuai dengan yang kuinginkan, adapun cuma lolos beberapa tahap saja, ada juga yang memang tak lolos berkas. Ada juga saat dimana saya sempat menjadi korban penipuan perekrutan penyuluhan Tabung Gas. Pernah juga dibuat kecewa setengah mati oleh perusahaan Jepang yang salah mengirimkan konfirmasi kelulusan tes lewat sms, padahal saya sudah lompat kegirangan dan mereplay sms tersebut, ternyata sms itu ‘’seharusnya’’ bukan ditujukan padaku tapi temanku yang sama-sama ikut interview waktu itu. (Tidak pada tempatnya Konfirmasi kelulusan tes seseorang diberitahukan melalui Short Message Service, itu tidak sopan!! Maaf itu reaksiku setelah kasus ini!!). Tes-tes CPNS juga tak pernah kulewatkan begitu saja meskipun saya tahu peluangnya kecil untukku. Tapi toh memang saya belum beruntung.Saya pun merasa bertambah kerdil saja, ketika saya bertemu dan berkumpul dengan teman-teman seperjuangan yang sudah bisa membanggakan apa yang mereka punya setelah sama-sama sarjana dulu. Mereka punya cerita sukses yang menarik untuk dibagi, sedangkan saya yang bisa kubanggakan hanya senyum terbaikku untuk menghadapi cerita hebat mereka. Tahukah kamu bagaimana rasanya ada diantara mereka?? Saya ingin segera mencari pintu ajaib Doraemon dan segera lenyap dibalik sana.

Akumulasi ikhtiar yang belum berhasil ini, sempat membuatku kehilangan arah. Serasa tentara yang kehabisan amunisi, hanya perlu mengangkat tangan kemudian berkata‘’saya menyerah’’. Untuk waktu yang cukup lama saya benar-benar berhenti bergerak, diam ditempat. Isi kepalaku kubiarkan kosong, hampa tanpa impian juga harapan. Semuanya serasa mengabur dalam pandangan, hanya ratapan. Untuk pertama kalinya dalam hidup, saya merasa tak punya tujuan. Asal-asalan. Sampai-sampai masuk kelas untuk mengajarpun menjadi lamban, jika tak berpikir itu adalah kewajiban, mungkin sudah kutinggalkan (Astagfirullahaladzim). Suatu ketika saya bercermin cukup lama, yang kudapati disana hanyalah orang asing yang begitu rapuh juga dungu, dengan mata kuyu yang sudah lelah menangis. Saya bukan saya. Saya baru sadar, terlalu lama saya menjadi lumpuh. Namun tidak ada gunanya lagi menghardik apa yang telah berlaku. Saya tak mau berhenti lagi dan ingin segera berlari mengejar mereka yang sepertinya telah jauh melampauiku. Bukankah pengalaman adalah guru terbaik?? Bukankah selalu ada hikmah atas segala sesuatu yang telah berlaku??Bukankah Allah swt Maha Tahu yang terbaik untukku??? Ampunilah Hambamu ini Ya Allah yang mungkin telah berburuk sangka padaMU. HambaMU yang bodoh, tanpa sadar mendiktemu,seolah paling tau yang terbaik padahal Engkau Maha mengetahui apa yang hamba butuhkan bukan sekedar yang apa yang Hamba inginkan. Kini, Mudahkanlah Ikhtiar hambamu ini Ya Allah!! Jangan biarkan Hambamu tersesat tanpa harapan lagi.....

Sejenak, air mata ini jatuh ketika melihat kata-kata mantra yang kubuat dalam prolog skripsiku, kata-kata yang sempat terlupakan olehku:

Ketidak pastian tentang hari Esok,
Takkan begitu saja membuatku berhenti Hari Ini,
Karena aku menciptakan harapanku saat ini,
Dan akan membuatnya Nyata dihari Esok,
Bersama Kesabaran, Ikhtiar dan Ridho-NYA


Kini saya berdiri disini, saya akan Melawan Dunia lagi!!!!!!!!!!!!! (rock)
Selengkapnya...

Tambahkan Cinta dan Kurangi Benci

Seorang pria bertemu dengan seorang gadis di sebuah pesta, si gadis tampil luar biasa cantiknya, banyak lelaki yang mencoba mengejar si gadis. Si pria sebetulnya tampil biasa saja dan tak ada yang begitu memperhatikan dia, tapi pada saat pesta selesai dia memberanikan diri mengajak si gadis untuk sekedar mencari minuman hangat. Si gadis agak terkejut, tapi karena kesopanan si pria itu, si gadis mengiyakan ajakannya.


Mereka berdua akhirnya duduk di sebuah coffee shop, tapi si pria sangat gugup untuk berkata apa-apa dan si gadis mulai merasa tidak nyaman dan berkata, "Kita pulang saja?".

Namun tiba-tiba si pria meminta sesuatu pada pramusaji ‘’Bisa minta garam buat kopi saya?" Semua orang yang mendengar memandang dengan ke arah si pria, aneh sekali! Wajahnya berubah merah, tapi tetap saja dia memasukkan garam tersebut ke dalam kopinya dan meminumnya.


Si gadis dengan penasaran bertanya, "Kenapa kamu bisa punya kebiasaan seperti ini?" Si pria menjawab, "Ketika saya kecil, saya tinggal di daerah pantai dekat laut, saya suka bermain di laut, saya dapat merasakan rasanya laut, asin dan sedikit menggigit, sama seperti kopi asin ini. Dan setiap saya minum kopi asin, saya selalu ingat masa kanak-kanak saya, ingat kampung halaman, saya sangat rindu kampung halaman saya, saya kangen orang tua saya yang masih tinggal di sana."

Begitu berkata kalimat terakhir, mata si pria mulai berkaca-kaca, dan si gadis sangat tersentuh akan perasaan tulus dari ucapan pria di hadapannya itu. Si gadis berpikir bila seorang pria dapat bercerita bahwa ia rindu kampung halamannya, pasti pria itu mencintai rumahnya, peduli akan rumahnya dan mempunyai tanggung jawab terhadap rumahnya. Kemudian si gadis juga mulai berbicara, bercerita juga tentang kampung halamannya nun jauh di sana , masa kecilnya dan keluarganya. Suasana kaku langsung berubah menjadi sebuah perbincangan yang hangat juga akhirnya menjadi sebuah awal yang indah dalam cerita mereka berdua.
Mereka akhirnya berpacaran. Si gadis akhirnya menemukan bahwa si pria itu adalah seorang lelaki yang dapat memenuhi segala permintaannya, dia sangat perhatian, berhati baik, hangat, sangat perduli... betul-betul seseorang yang sangat baik tapi si gadis hampir saja kehilangan seorang lelaki seperti itu!

Kopi asin yang ada gunanya...


Kemudian cerita berlanjut seperti layaknya setiap cerita cinta yang indah, sang putri menikah dengan sang pangeran dan mereka hidup bahagia selamanya, dan setiap saat sang putri membuat kopi untuk sang pangeran, ia membubuhkan garam di dalamnya, karena ia tahu bahwa itulah yang disukai oleh pangerannya.


Setelah 40 tahun, si pria meninggal dunia, dan meninggalkan sebuah surat yang berkata, "Sayangku yang tercinta, mohon maafkan saya, maafkan kalau seumur hidupku adalah dusta belaka. Hanya sebuah kebohongan yang aku katakan padamu ... tentang kopi asin."



Ingat sewaktu kita pertama kali jalan bersama? Saya sangat gugup waktu itu, sebenarnya saya ingin minta gula tapi malah berkata garam. Sulit sekali bagi saya untuk mengubahnya karena kamu pasti akan tambah merasa tidak nyaman, jadi saya maju terus. Saya tak pernah terpikir bahwa hal itu ternyata menjadi awal komunikasi kita! Saya mencoba untuk berkata sejujurnya selama ini, tapi saya terlalu takut melakukannya, karena saya telah berjanji untuk tidak membohongimu untuk suatu apa pun.

Sekarang saya sekarat, saya tidak takut apa-apa lagi jadi saya katakan padamu yang sejujurnya, saya tidak suka kopi asin, betul-betul aneh dan rasanya tidak enak. Tapi saya selalu dapat kopi asin seumur hidupku sejak bertemu denganmu, dan saya tidak pernah sekalipun menyesal untuk segala sesuatu yang saya lakukan untukmu. Memilikimu adalah kebahagiaan terbesar dalam seluruh hidupku. Bila saya dapat hidup untuk kedua kalinya, saya tetap ingin bertemu kamu lagi dan memilikimu seumur hidupku, meskipun saya harus meminum kopi asin itu lagi.


Air mata si gadis betul-betul membuat surat itu menjadi basah. Kemudian hari bila ada seseorang yang bertanya padanya, apa rasanya minum kopi pakai garam? Si gadis pasti menjawab, "Rasanya manis."


Kadang Anda merasa Anda mengenal seseorang lebih baik dari orang lain, tapi hanya untuk menyadari bahwa pendapat Anda tentang seseorang itu bukan seperti yang Anda gambarkan. Sama seperti kejadian kopi asin tadi.


Tambahkan Cinta dan Kurangi Benci karena terkadang garam terasa lebih manis daripada gula.


Source: http://www.ebookdahsyat.cjb.net
Selengkapnya...

Laki-laki Sejati

Jumat, 05 Agustus 2011


Aku bertanya pada Bunda, bagaimana memilih Lelaki Sejati ?

Bunda menjawab, Nak..........
Laki-laki Sejati bukanlah dilihat dari bahunya yang kekar,
Tetapi dari kasih sayangnya pada orang disekitarnya.

Laki-laki Sejati bukanlah dilihat dari suaranya yang lantang,
Tetapi dari kelembutannya mengatakan kebenaran.

Laki-laki Sejati bukanlah dilihat dari jumlah sahabat di sekitarnya,
Tetapi dari sikap bersahabatnya pada generasi muda bangsa.

Laki-laki Sejati bukanlah dilihat dari bagaimana dia dihormati ditempat bekerja,
Tetapi dari bagaimana dia dihormati di dalam rumah.

Laki-laki Sejati bukanlah dilihat dari kerasnya pukulan,
Tetapi dari sikap bijaknya memahami persoalan.

Laki-laki Sejati bukanlah dilihat dari dadanya yang bidang,
Tetapi dari hati yang ada dibalik itu.

Laki-laki Sejati bukanlah dilihat dari banyaknya wanita yg memuja,
Tetapi komitmennya terhadap wanita yang dicintainya.

Laki-laki Sejati bukanlah dilihat dari barbel yang dibebankan,
Tetapi dari tabahnya dia menghadapi lika-liku kehidupan.
 Laki-laki Sejati bukanlah dilihat dari kerasnya membaca kitab suci,
Tetapi dari konsistennya dia menjalankan apa yang ia baca.

Source: http://www.ebookdahsyat.cjb.net Selengkapnya...