Yang Pertama di Akhir Tahun

Senin, 31 Desember 2012

Tulisan akhir tahun ini berisi tentang segala pengalaman yang justru menjadi hal pertama dalam hidup saya disepanjang 2012. Sengaja saya tulis diakhir tahun sebagai flash back apa yang telah berlalu di sepanjang tahun ini.

  • Pertama kalinya merasakan jadi anak kos-kosan
  • Pertama kalinya merasakan Nganggur 2 Bulan di kota baru tanpa Teman dan Hiburan (Radio,TV, Laptop)
  • Pertama kalinya jauh dari orang tua
  • Pertama kalinya Kerja
  • Pertama kalinya Ngajar bahasa inggris paling lama (Sehari 7 Jam dengan jeda istirahat 30 menit) selama 50 hari
  • Pertama kali punya ipar
  • Pertama kali punya ponakan
  • Pertana kali Mengawali puasa Ramadhan jauh dari orang tua
  • Pertama kali Rasain yang namanya MUDIK
  • Pertama Kali ke Jakarta,cuma 3 hari tapi ngga liat Monas dan Bundaran HI hahahahaha....

Selengkapnya...

Berjuta Warna dalam FaceBook ^^

Rabu, 17 Oktober 2012




Dalam tulisan ini saya ingin cuap-cuap sedikit tentang Facebook, salah satu situs jejaring yang sampai sekarang tak pernah berkurang peminatnya meski sudah semakin banyak bermunculan sistus-situs jejaring lain yang lebih fun.Sebelumnya saya Ingin membahas Twitter atau BB yang sekarang memang lebih populer daripada Facebook, tapi mengingat bahwa ngga semua orang punya akun twitter dan apalagi ngga semua orang mampu membuat account BlackBery Messangger karena harus punya smartphone BB. Dan dengan perkiraanku sendiri bahwa 9 dari 10 orang akan menjawab “IYA” jika ditanya: “Kamu punya akun FB?” ketimbang ditanya: “Kamu Punya Pin BB?” hehehehehe...

Oke, Terima kasih Facebook, Sepertinya kehidupan manusia dimuka bumi ini menjadi lebih berwarna dengan kehadiranmu. Ketika sedang duduk menunggu antrian panjang di sebuah Bank, menunggu hujan reda disuatu tempat, terjebak macet panjang dalam angkot/mobil, ketika lama menunggu jemputan, ketika lama menunggu teman atau seseorang saat janjian di tempat ramai, kita bisa menangkap beberapa ekspresi orang yang sedang asyik menatap layar poselnya yang membuka halaman Facebook. Ada yang senyum-senyum sendiri, ada yang tertawa sendiri sampai lupa dunia di sekitarnya, ada yang berkerut keningnya karena heran membaca sebuah status atau ada juga yang tiba-tiba menjadi galau setelah tahu bahwa gebetan barunya ternyata telah bertunangan dengan orang lain..hahahaha



Seingat saya Facebook pertama kali mulai dikenal di indonesia sekitar tahun 2005 (Maaf klo perkiraan saya salah :P). Entah dengan alasan apa facebook itu diciptakan oleh si pembuatnya. Awalnya, ketika saya iseng mencoba membuat account di halaman muka buku ini, yang saya pahami bahwa facebook merupakan sebuah situs jejaring sosial untuk saling mengenal orang lain, memperbanyak kawan dan kemudian bersilaturahmi dengan saling berinteraksi satu sama lain. Yah, sama persis dengan jaman dulu yang kita kenal dengan “Sahabat Pena” yang awalnya tidak saling mengenal tapi justru senantiasa intens memberi kabar satu sama lainmeski tak pernah bertemu dalam wujud secara fisik. But in fact, Facebook does works more than than that.,,Facebook creates many story for Facebookers.

Kalimat “What’s on your mind??” yang tertera dalam space kecil dihalaman facebook untuk menuliskan status, ternyata berbicara banyak. Dulu, saya melihat orang-orang mengisi space tersebut dengan berbagi informasi tentang tempat dan kegiatan apa yang sedang mereka lakukan. Namun lama kelamaan, space itu akhirnya sudah menjadi sebuah papan pengumuman untuk mempublish apa saja; Mulai dari hal remeh temeh, curhat, promosi barang, dakwah, motivasi diri sampai membahas tema berat politik atau agama. See??

Nah, dari situs jejaring facebook in saya menjadi tahu bahwa sebagian dari kita ternyata butuh tempat Katarsis. Pernah dengar tidak dengan kata “KATARSIS?” jika disearch lewat Mbah Google, ditemukan bahwa Katarsis merupakan kelegaan secara emosional ketika kita telah melepaskan segala unek-unek yang ada dalam hati dan pikiran –susah, senang marah atau apapun itu-. Jika biasanya teman, sahabat atau orang terdekat kita menjadi tempat katarsis, sekarang (sadar ataupun tidak) space kecil untuk menuliskan status di facebook bisa menjadi tempat katarsis. Melalui facebook, dalam waktu yang hampir bersamaan kita bisa melihat semua itu.

Disuatu tempat, ada orang yang sedang mengucap sumpah serapah, marah-marah, memaki karena jengkel entah ditujukan pada siapa. Ditempat yang lain, ada orang yang begitu berbunga-bunga hanya karena mendapat senyuman termanis dari sang gebetan, ada pula yang lagi amat sangat galau karena putus cinta tapi tak bisa melupakan, juga ada yang sedang merindukan dan mencintai seseorang tapi tak bisa disampaikan, ada juga yang sedang berucap syukur untuk segala nikmat yang ia rasakan pada hari itu ketika ia dapat menikmati semangkuk bakso dan secangkir teh hangat. Ada juga yang sengaja menulis kata-kata sindiran tak langsung buat orang lain yang memang sengaja dipublish padahal belum tentu orang yang dimaksud “merasa” dan bisa-bisa yang lain yang “keGeEran” setengah mati..hehehe... “Bukankah kebahagiaan akan menjadi berlipat ganda jika dibagi, kesedihan akan berkurang jika dibagi dan apa yang tersembunyi jika dibagi akan melegakan hati dan kemarahan akan reda setelah terpatri” mungkin kalimat itu yang pas menjadi alasan munculnya warna-warni distatus-status Facebooker..

Selengkapnya...

Ketika Ramadhan Pergi...........

Jumat, 07 September 2012


“Semoga Ramadhan bukan sekedar dijadikan Euforia semata, semoga segala amal ibadah (wajib maupun sunnah) yang dilakukan selama bulan ramadhan bukan hanya sekedar ikut-ikutan meramaikan suasana”


Ketika bulan ramadhan tiba, saya melihat sebagian besar dari kita amat sangat antusias melakukan segala bentuk amal ibadah namundikemasdalam berbagai bentuk.Mesjid yang tadinya sepi menjadi begitu ramai tumpah ruah, apalagi ketika shalat Tarawih dan shalat shubuh. Orang-orang yang tadinya tidak shalatatau orang-orang yang melaksanakan shalat wajib sesuai kehendak hati saja(Kalo lagi pengen shalat, kaloenggak ya nggakperlu) bisa jadi berubah melaksanakan shalat wajib dibulan ramadhan bahkan menambahnya dengan melaksanakanshalat sunnah tarawih. Orang-orang yang tadinya jarang membaca al-qur’an terlihat berlomba-lomba menghatamkan bacaannya dibulan ramadhan.Adajuga orang yang tetap antusias berpuasa penuh selama bulan ramadhan tapi masih tetapmeninggalkan shalat wajibnya dengan dalih “yang penting saya puasa”.Dimana-mana saya melihat orang bersedekah dan menyantuni anak yatim ketika berbuka puasa maupun sahur. Para Selebriti tanah air yang biasanya berpakaian minim mendadak menutup aurat dengan alasan klise “Menghormati bulan puasa” segala stasiun TV menyajikan sinetron bertema religi.Tablighakbar diadakan di berbagai kota dengan penceramah para Da’i popule. Ada kultum setelah berbuka puasa dan sahur.Hampir setiap hari status-status facebook diisi dengan kata-kata positive tentang kegiatan dan hal-hal baik di bulan Ramadhan daripada status-status galau.Ada juga berisi hadis dan terjemahan al-quran.Sungguh, segala wujud kebaikan dan kasih sayang ada dimana-mana ketika bulan Ramadhan.






Ketika Beduk maghrib tanda berbuka puasa diakhir ramadhan telah berbunyi, Suara takbipun menyusul menggema dimana-mana, bahkan didesa terpencil sekalipun. Tak kalah ramainya juga bunyi nada dering, nada sms dari telepon seluler yang bertubi-tubi masuk berisi berbagai macam rangkaian kata dengan satu kesimpulan: Selamat Idul Fitri,Mohon Maaf Lahit Batin. Di berbagai macam situs jejaring sosial dibanjiri segala status berbeda namun berujung ucapan Selamat Idul Fitri,Mohon Maaf Lahir Batin. Tidak ada lagi berbagai jenis kartu lebaran yang lucu yang dikirim melalui pos seperti ketika waktuku kecil dulu. Mungkin masih ada yang menjual berbagai jenis kartu lebaran itu, tapi peminatnya sekarang bisa dibilang sudah dihitung jari atau bahkan menghilang. Cara itu mungkin sudah dianggap kuno ,lebih tepatnya tidak lagi efektif dan efisien waktu. Memang tak dapat dipungkiri teknologi canggih yang berubah begitu cepat mengikis semua itu.Yah..itulah moment ketika ramadhan beranjak pergi berganti dengan datangnya HariKemenangan. Namun, ketika Ramadhan pergi, apa yang tersisa untuk kita renungi???


Selengkapnya...

MUDIK

Kamis, 16 Agustus 2012

Suasana Mudik begitu terasa sekali menjelang hari raya Idul Fitri yang puncaknya sampai pada malam Takbiran. Hampir semua stasiun TV swasta menampilkan sekilas info berita tentang arus Mudik dimana-mana. Pemandangan di Stasiun, pelabuhan dan Bandara menjadi sesak, sibuk, padat merayap. Para perantau di ibu kota berbondong-bondong hendak pulang ke kampung halaman; untuk beristirahat sejenak dari segala tuntutan rutinitas hidup yang sering menyita segala waktu juga moment-moment berharga bersama orang-orang terdekat, untuk melepas rindu pada sanak saudara, juga untuk berkangen-kangenan dengan kampung halaman. Biasanya, sebagian besar para pemudik selalu mempersiapkan apa saja sebelum pulang ke kampung halaman. Mulai dari oleh-oleh kecil sampai mempersiapkan angpau bagi sanak saudara yang mungkin lama sekali tak pernah dijumpai. Semakin menjelang hari Raya, semakin sepi pula kawasan disekitar rumahku. Satu-persatu penghuni rumahnya pamit untuk pulang kampung sekaligus menitipkan pesan agar kami tetangganya yang tidak pulang kampung bisa memantau kemanan rumahnya. Beberapa teman-temanku menyempatkan salam-salaman padaku sebelum mereka pulang kampung. Bahagia terlihat jelas diwajah mereka. Saya pun membatin dalam hati: “Seperti apa ya rasanya mudik?”
Selama ini saya tak pernah merasakan Mudik. Saya dan seluruh keluarga saya sudah lama berdomisili di Kota Makassar sejak saya pindah dari Timor Leste setelah memerdekakan diri dari Republik Indonesia. Dan Akhirnya, di bulan ramadhan kali ini saya tau bagaimana rasanya MUDIK karena tahun ini untuk pertama kalinya saya tinggal jauh dari Orang tua karena bekerja di Ternate. Sebelum puasa, saya sibuk mencari-cari tiket murah agar saya bisa menyisihkan sebagian uangku untuk membeli oleh-oleh buat keluarga di Makassar. Alhamdulillah, saya akhirnya mendapat tiket Pulang-Pergi dengan harga yang murah berkat seorang sahabat baik saya.Tiket sudah ditangan dan tinggal membelikan oleh-oleh buat mereka yang di Makassar. Setiap hari rasanya selalu tidak sabar menunggu lagi. Setiap hari selalu membayangkan Kota Daeng. Segala rencana disusun untuk mengisi hari-hariku bersama mereka yang selalu kurindukan di Makassar nanti. Beberapa teman dan juga sahabat menanyakan terus tanggal pasti kepulangankuke Makassar. Yah,,,, selama disini, selain rindu pada keluarga, saya juga amat sangat rindu pada mereka, teman dekat dan sahabat terbaikku. Banyak cerita yang ingin kubagi dengan mereka, banyak pula cerita yang ingin kudengar dari mereka. Semakin dekat hari pulang ke Makassar, suasana kantorku juga semakin legang. Teman kantorku yang notabenenya pendatang dari Jawa dan Makassar, sudah lebih dulu pulang dari pada saya. 

Hari yang di nanti-nanti pun tiba. Barang-barangku sudah siap semua. Di Perjalanan menuju Bandara, Hapeku terus bordering karena Telfon dari Bapak. Bapak, adalah orang yang selalu terlalu khawatir padaku dan terkadang memperlakukanku seperti anak kecil, begitulah cara dia menyayangiku. Berkali-kali Bapak menelfonku utnuk memastikan tidak ada yang ketinggalan dan mengingatkanku utnuk membeli cemilan sebelum naik Pesawat. Setelah check in, saya masuk ke ruang tunggu. Sambil menunggu pesawat, saya menyempatkan sms pada teman-temanku juga mengirim sms pamitan dengan seseorang yang saya panggil “Kakak”. Saya lupa, saya belum sempat berpamitan dengannya secara langsung di hari terakhir saya masuk kantor. Akhirnya pesawat yang ditunggu telah tiba. Meskipun berdesak-desakkan, dengan semangat saya mengangkat tas-tasku ke atas pesawat. Segera saya menon-aktifkan handphoneku ketika mendengar bahwa pesawatku akan segera terbang menuju Bandara Hasanuddin. Saya pun mengambil posisi duduk yang enak, sambil melihat ke jendela di sebelah kiriku , saya tersenyum sambil bersorak dalam hati: “Makassar, aku datang!!” Dan entah mengapa hati kecilku yang lain menyahut: Aku akan kembali lagi ke Ternate untuk melihat kembali senyum itu, senyuman seseorang yang telah membuat hatiku merah jambu …
Selengkapnya...

Dua Puluh Empat.....

Kamis, 07 Juni 2012


Sampailah aku di angka 24 dalam timeline hidup ini. Lantas apa yang sudah kulewati? Yang saya tahu, saya sedang BerPINDAH. PINDAH dalam berbagai bentuk; Perasaan, Tempat Tinggal juga berpindah menuju Kedewasaan. Setelah sejenak berhenti dan menghayati apa yang terjadi, sayapun sadar bahwa terkadang saya masih belum cukup dewasa berhadapan dengan dunia yang tak selalu sejalan dengan yang kuharapkan. 


Selama 23 tahun, saya selalu berada dekat dengan Orang tua, Sahabat dan Teman-teman terbaikku. Dan memasuki umur 24, akhirnya saya berpindah tempat tinggal, berpindah lingkungan yang kemudian mempertemukan saya dengan orang-orang baru dan hal-hal baru. Dalam masa-masa itu, saya belajar; bahwa dunia ini tidak selalu diisi oleh orang-orang yang menyukaimu, ada juga orang yang tidak menyukaimu; bahwa terkadang ada benarnya juga kata sipenulis Andrea Hirata “dunia ini rupanya penuh dengan orang yang kita inginkan, tapi tak menginginkan kita, dan sebaliknya!!!!” Terlepas dari semua itu, dimanapun saya berada, satu konsep hidup yang selalu saya aplikasikan adalah tentang HablumminALLAH dan Habblumminannas. Bagaimanapun hidup, kita senantiasa harus menjaga silaturahmi dengan siapapun. Selalu saja berbaik sangka bahwa ketika Allah mempertemukan kita dengan orang-orang yang keluar masuk dalam hidup kita, baik ataupun tidak terhadap kita, pasti selalu ada pesan yang DIA sampaikan agar kita menjadi lebih bersyukur juga bersabar sebagaijalan untuklebih dekat denganNYA.


Berpindah tempat tinggal mungkin tak serumit ketika pindah dalam bentuk perasaan. Sepertinya sudah bertubi-tubi saya membujuk perasaan ini untuk segera pindah dan menghilangkan segala rasaku padanya, pada satu hati yang selalu kurindukan tapi tak merindukanku. Barang-barangku sudah kukemas dan tinggal beranjak pergi, selangkah, dua langkah namun pada akhirnya gagal total karena kaki ini selalu kembali ke tempat yang sama, kembali menuju ke hatinya. Dia bukan superman, Dia manusia biasa saja yang selalu bisa kumaafkan kekurangannya tapi sekaligus memiliki kelebihan yang tak bisa kuabaikan. Dia yang hatinya tak pernah untukku, saya bahkan tak bisa menemukan alasan mengapa saya begitu mencintainya. Hmmm,,,,,kapan saya bisa memindahkan perasaan ini? sehari, sebulan, setahun? Entahlah..... 


Grow a year older...I am just the way I am in my 24th years old. Terkadang saya kekanakkan, kadang menjadi terlalu sensitif untuk hal-hal kecil yang semestinya nda perlu dipikirin, kadang sampai bikin orang sekeliling saya bingung, suka lupa ini-itu kalo lagi panik dan masih banyak lagi kebiasaan-kebiasaan lain yang semestinya dirubah untuk kebaikan diri sendiri. Namun saya selalu ingin bersyukur karena Allah swt mengirimkanku Keluarga dan teman-teman terbaik yang selalu mengkhawatirkanku. Mereka yang menyayangiku apa adanya. Seiring berpindahnya usia, tentu selalu ada doa dan harapan-harapan untuk menjadi lebih baik. Ada beberapa resolusi hidup yang belum tercapai. Saya ingin memilah-milah kembali apa yang perlu dan tak perlu untuk dipikirkan, ingin menempatkan kembali segala sesuatu pada tempat yang semestinya, belajar menjadi lebih dewasa menyikapi apa yang ada, memperbaiki apa yang mesti diperbaiki; melanjutkan kembali ikhtiar yang belum usai sambil mengiringinya dengan doa..Semoga Allah swt meridhoi...AMIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIN....
Selengkapnya...

I am in 24th

Senin, 21 Mei 2012

(Juma’t, 11 Mei 2012) Thanks God That’s Friday! Pas Hari jum’at saya berumur 24 tahun, hari dimana segala amalan-amalan mendapat pahala yang berlimpah dihari itu. Mulai pukul 00:00, hapeku bunyi bertubi-tubi. Bukan bunyi nada alarm yang kadang saya setting untuk membangunkanku shalat isya jika saya amat sangat mengantuk dan khawatir tertidur pulas setelah Maghrib, melainkan itu nada bunyi sms dari Keluarga, sahabat, teman dan murid-muridku yang berisi ucapan selamat ulang tahun dan doa-doa terbaik di umurku yang ke 24 ini. Alhamdulillah, senang rasanya ketika orang-orang terdekatku selalu mengingatku meskipun kini saya berada di tempat yang jauh dari mereka. Semoga Allah selalu melimpahkan Rahmatnya untuk mereka ^_^

Episode ulang tahun yang ke 24 ini sedkit berbeda dengan ulang tahun sebelumnya. Bagiku ini salah satu dari 3 hari ultahku yang bisa di bilang “Unforgetable”. Hhhmmm,,,,kayaknya kurang lengkap deh kalau saya tak menceritakan 3 kategori ulang tahunku yang tak terlupakan itu. Yang pertama tuh pas ultahku yang ke-17 tahun. Waktu itu saya masih tinggal dipesantren dan baru selesai UAN. Lagi enak-enaknya tidur siang, nda nyangka kalo mamaku datang membesuk sambil bawain kue ulang tahun dan sepatu cantik yang memang saya idam-idamkan. Yang bikin mengharukan bukan karena kue ulang tahun atau kadonya, tapi usahanya mamaku yang bela-belain datang jauh-jauh dan sudah susah-susah kesana kemari demi membeli kue dan sepatu itu. Mengingat jarak antara pesantrenku dan kota, jauh. Terharu, saya benar-benar terharu sampai nda bisa bilang apa-apa kecuali terwakilkan oleh senyum sumrigah dengan mata yang berkaca-kaca melihat mamaku. Trus, moment kedua yang tak terlupakan tuh waktu ulang tahunku yang ke 23. Yup, tepatnya tahun kemaren. Betapa tidak? Tanpa saya rencanakan sedikitpun, tenyata hari itu saya merayakan ultahku dengan makan coto “berdua” saja dengan seorang teman yang “pernah” saya cintai secara diam-diam selama tiga tahun. Dia orang pertama yang mengenalkankanku rasa cemburu, Dia Cinta pertamaku, cinta dalam hati yang tak pernah tersampaikan. Dia memang teman baikku, tapi tak pernah sekalipun saya membayangkan bakalan bisa makan berdua sama orang ini. Hari itu serasa mimpi disiang bolong (Tapi emang beneran siang bolong “dan saya tidak mimpi”) hahaha.... setelah saya selesai ngajar Bahasa Inggris, nda sengaja ketemu dia di koridor jurusan, spontan saya mengajaknya makan sebagai traktiran hari ultahku. Nah, ulang tahunku yang ke-24 ini saya pikir akan biasa-biasa saja karena ulang tahunku kali ini jauh dari orang tua dan teman-teman terbaikku, namun ternyata yang terjadi diluar dugaanku.
Sekitar jam 4 subuh saya bangun untuk melaksanakan shalat tahajjud dan kemudian menunggu adzan shalat subuh. Setelah subuh, sayapun sudah sibuk di dapur untuk membuat onde-onde. Yah, beberapa hari sebelumnya saya memang hanya berencana membuat kue onde-onde untuk dibawa ke kantor dan memberikannya pada murid-muridku juga pada tetangga kelasku di kejuruan Komputer. Intinya sederhana saja, saya ingin berbagi kebahagiaanku disini dengan orang-orang disekelilingku. Sampai di kantor, setelah olah raga bersama, saya memberikan semangkok besar onde-onde buatanku sendiri untuk muridku. Rasanya senang sekali, nda cukup lima menit onde-ondenya habis dan masih ada yang belum kedapatan. Siangnya, ketika selesai istirahat, murid-muridku memanggilku untuk masuk ke kelas. Rasa kaget dan haru bercampur aduk, mereka bersama-sama menyanyikan lagu selamat ulang tahun sambil membawa kue ulang tahun untukku. Tak sadar saya menitikkan air mata karena terharu, sebelum meniup lilin, mereka dengan antusias memintaku mengucapkan segala harapan-harapanku dan berjamaa’h mengAMINkannya. Potongan Kue ulang tahun pertamaku, kuberikan untuk “DIA”, manusia yang tak sempurna dengan kekurangan yang selalu bisa kumaafkan dan keistimewaan yang tak bisa kuabaikan, Dia tak pernah tau itu. Ah, tak mengapa, dapat memberikan potongan kue ulang tahunku saja sudah cukup bagiku. Saya juga mendapatkan hadiah istimewa dari murid-muridku, sebuah Boneka Beruang Besar Berwarna Biru yang bisa kupeluk setiap hari ketika tidur. Ini pertama kalinya saya punya boneka sebesar itu. Malam harinya, saya juga mendapatkan kejutan kecil di kelas Bahasa Inggris khusus untuk para instruktur. Malam itu peserta kursus memang tidak banyak lagi yang datang, Dia juga tak datang malam itu. Guru Bahasa Inggris yang mengajarku membuat perayaan kecil untukku. Ketika saya masuk ruangan, guruku langsung menyalamiku dan mendoakanku, diruangan itu guruku sudah menyediakan makanan kecil dan minuman untuk dinikmati bersama-sama teman lain. Beberapa teman yang ada, menyalamiku dan mengucapkan selamat padaku. Hari itu semuanya begitu bermakna buatku. Alhamdulillah, “Nikmat Tuhanmu yang mana yang kamu Dustakan?” ^_^
Selengkapnya...

KeLas PerTamaKu

Jumat, 27 April 2012

(Senin, 2 ApriL 2012) adalah Hari perdana masuk sebagai tenaga pengajar Bahasa Inggris pada kelas pertamaku Di Balai Latihan Kerja Industri (BLKI) Ternate. All the begining is difficult...Yup, terasa sulit ketika kembali lagi mulai mengerjakan suatu rutinitas yang sudah lama ditinggalkan atau ketika akan mengerjakan suatu aktivitas yang memang belum pernah dilakukan sebelumnya. Rasa khawatir dan tegang bercampur aduk jadi satu sehari sebelum kelas pertamaku dimulai. Hampir setahun saya tak pernah lagi mengajar, untuk berhadapan lagi dengan banyak orang di depan kelas rasanya canggung. Ditambah lagi, kelas kali ini berbeda dengan kelas bahasa inggris yang biasa saya hadapi. Kelas ini khusus untuk para pencari kerja dimana umur para murid-muridku nanti begitu bervariasi bahkan mungkin akan ada yang lebih tua dari pada umurku. Dan yang paling bikin saya banyak memutar otak adalah bagaimana saya bisa menguasai kelas secara maksimal selama kurang lebih 6 Jam Mengajar secara berturut-turut dengan jeda istirahat 30 Menit. Bagaimana menggunakan metode belajar yang kreative sehingga siswa tetap memiliki semangat belajar. Saya yakin sehebat-hebatnya seorang guru, pasti akan kewalahan jika diberi jam mengajar seperti itu, apalagi pelajaran bahasa inggris yang menuntut banyak penjelasan dan praktek yang menggunakan lisan dari pada tulisan. Apa saya mampu?? Hmmmh...But the show must go on.. Saya percaya selalu ada jalan jika niatnya baik. Bismilllah....... 




Doing by Learning...itu rumus yang saya aplikasikan ketika mengahadapi kelas ini. Saya tak pernah mengikuti kegiatan pelatihan ajar-mengajar, tidak pernah belajar tentang metode-metode mengajar ini-itu. Yang saya punya adalah pengalaman juga semangat untuk selalu belajar ini-itu darimanapun dan siapapun. Sambil saya belajar, sambil mempraktekkannya. Sayapun banyak bertanya ini-itu pada seorang teman di kantor saya yang kebetulan juga adalah seorang instruktur di jurusan Komputer. Dia lebih senior dan memiiki pengalaman dalam menghadapi situasi kelas yang selalu berbeda. Dialah orang yang saya anggap nyambung untuk sharing mengenai berbagai kesulitan yang saya hadapi selama mengajar. Saya juga ingin bertanya dengan beberapa teman yang lain, hanya saja saya menemukan sedikit kesulitan dalam berkomunikasi dengan mereka karena punya latar belakang bahasa yang berbeda, jadinya malah saya jadi tidak faham. Jadilah dia temanku yang saya rasa amat sangat membantuku dalam pekerjaan. Jika ada kata yang lebih tinggi dari Terima Kasih, mungkin itulah yang akan saya katakan pada temanku itu.
 
 

Pada akhirnya, semua terasa menyenangkan. Saya malah jadi akrab dengan siswa-siswaku. Meraka juga begitu antusias dalam belajar secara aktive di kelas. Bahkan setiap hari selalu saja ada peningkatan. Dari yang benar-benar tidak tahu bahasa inggris, jadi tahu. Dari yang malu-malu speaking,malah jadi PEDE untuk speaking. Semua itu amat sangat membuatku merasa berarti sebagai seorang guru. Meskipun masih banyak kekurangan, tapi saya merasa apa yang saya lakukan selama ini membuahkan hasil yang lebih dari yang saya duga sebelumnya. Ada rasa kepuasan batin tersendiri ketika peningkatan yang ada dari setiap siswaku. Salah satu dari sekian banyak keinginanku tealah terpenuhi, Yaitu; Saya bisa menjadi orang yang memberi manfaat untuk orang lain...Alhamdulillah...... ^_^
Selengkapnya...

Dear You..............

Kamis, 29 Maret 2012


Dear You....
 
Pagi ini aku melihatmu tanpa pernah ingin berhenti tersenyum, sama seperti pagi kemarin dan pagi sebelumnnya.....
Entah dari mana dan bagaimana semua ini bermula, yang aku tahu perasaan ini nyata bukan sekedar mengada-ngada. Sama nyatanya ketika aku dapat merasakan udara tanpa perlu melihat wujudnya. Rasanya sulit menemukan kata-kata yang tepat, tak semudah aku menjawab pertanyaan logis  1 + 1 = 2....
Jika dirimu bertanya Mengapa aku selalu tersenyum dan tertawa?? Jawaban yang kutau hanya satu, Itu karena dirimu, Kamu....
Mungkin kamu tak bisa menerima jawabanku dengan segala rumusan logis yang kamu pakai dalam menganalisis sebab-akibat, tapi sungguh aku sedang tak mengada-ada. Aku bukan sekedar menjawab asal-asalan saja.....
Seperti Matahari, sinarmu begitu hangat, yang selalu menjadi energiku menjalani hari-hariku disini.tiba-tiba saja aku benci hari libur dan mulai merindukan hari senin hanya karena ingin melihat Teduhnya matamu ketika Tersenyum...
Apakah ini CINTA?? Ya..aku tahu ini CINTA karena rasanya aku lebih bahagia ketika memberi tanpa harus menerima. Ada bagian dari hatiku yang bahagia ketika tau kamu bahagia. Ada bagian dari hatiku yang berduka jika tahu dirimu sedang tak baik-baik saja....
Berada didekatmu membuatku menjadi diri sendiri tanpa harus kubuat-buat. Kehadiranmu seperti Oase. Mendengarkan nasehat-nasehat darimu mampu meredakan segala rasa benciku pada orang-orang yang pernah menyakitiku. Darimu kau belajar memaafkan hal-hal yang tadinya sulit kumaafkan.
Sekali lagi aku tahu ini Cinta. Cinta itu kamu. Kamu dengan segala ketidaksempurnaanmu. Cinta itu ada disini, Untukmu, Selalu......
Selengkapnya...

Rasa “Nano-nano” di bulan February

Rabu, 29 Februari 2012


Alhamdulillah....Alhamdulillah....Alhamdulillah.....Segala puji bagi ALLAH SWT yang begitu Maha pengasih dan Maha penyayang...Entah bagaimana caranya saya ingin bersyukur padaNYA. Zat yang tak pernah tidur, tak pernah lupa memberikan kasih sayangNYA pada umatnya dengan cara-cara yang DIA kehendaki, cara-cara yang mungkin awalnya tak bisa dipahami, diterima dengan sepenuh hati karena belum dimengerti namun pada akhirnya semuanya itu benar-benar penuh arti. 

Hari pertama di bulan Februari adalah Hari pertamaku bekerja, “Benar-benar Kerja”. Rasa senang yang bercampur haru tak bisa dielakkan begitu saja. Apalagi ketika menerima SMS dari mama berisi: “Selamat memasuki dunia kerja baru, semoga sukses nak” rasanya ingin menitikkan air mata. Pagi itu dimulai dengan apel pagi dan perkenalan dengan pegawai-pegawai yang lain. Ketika memasuki ruangan kerjaku dan duduk dimeja kerjaku “Begini ya rasanya punya meja kerja sendiri” saya membatin sambil senyum-senyum sendiri. Ya,, selama setahun saya akan duduk bekerja dibelakang meja ini. Setiap hari rasanya bersemangat sekali untuk bekerja. Alhamdulillah saya mendapatkan pekerjaan yang benar-benar saya inginkan dan mendapatkan upah yang lebih dari cukup untuk bisa kusisihkan buat orang tuaku dan untuk diriku. Disini saya akan bekerja sebagai staff penyelenggara pelatihan dan sekaligus mendapatkan tugas sebagai salah satu tenaga pengajar bahasa inggris. Pekerjaan ini mungkin tidak mudah, apalagi dengan pengalamanku yang belum bisa kubanggakan, tapi insyaALLAH saya bisa melakukannya. Harus Bisa!!!.....

Syndrome Newbie..itulah penyakit pertama yang kualami ketika memasuki hari-hari baru di kantor. Awalnya saya sama sekali tak peduli apakah ada yang ingin bertemanku atau tidak, yang saya lakukan hanya pergi dan pulang kantor tepat waktu, mengerjakan pekerjaanku dan sesekali bertegur sapa “seperlunya” dengan semua orang yang ada di kantor. Namun lama-kelamaan saya baru merasa terasing dengan yang lain ketika saya mulai ikut serta dalam les bahasa inggris yang diadakan di kantor empat kali seminggu. Yah,,,,saya tak punya teman bicara ketika semuanya sedang asyik berkumpul. Huff...rasanya kayak orang paling bego’ sendiri. Namun saya tak pernah menyangka sekalipun bahwa dari sinilah semuanya berawal. Setiap hari rasanya seperti kejutan. Saya pun bingung harus bagaimana menguraikan setiap detail potongan-potongan cerita yang selalu membuatku ingin tersenyum setiap hari, hanya bisa merasakannya saja dan senantiasa ingin berucap “Alhamdulillah” Senyumku benar-benar telah melengkung sempurna....
Selengkapnya...

Rindu Rumah

Sabtu, 28 Januari 2012

"Sendiri...Untuk pertama kalinya saya merasa kata itu benar ADAnya..ketika saya Rindu Rumah"

Disini hujan, disana hujan, dimana-mana hujan. Saya suka hujan, sejak dulu. Suasana dan moment-moment apa saja ketika hujan, terasa syahdu. Tapi kali ini hujan membuatku hati galau dan mata kelihatan begitu sendu.Padahal hujan disini sama halnya dengan hujan disana. Kadang terus-menerus menderas, kadang hanya rintik-rintik hujan romantis, yang berbeda adalah keadaan..Disana dan disini...

Yaa..sudah tiga minggu saya ada disini, di Kota Ternate. Sebuah kota asal keturunan nenek moyangku dari garis keturunan bapakku. Ini kedua kalinya saya berada disini dan kali ini sepertinya saya akan berada disini dalam jangka waktu yang lama, tak bisa ditebak, pokoknya lama. Kata "Lama" ini membuatku selalu ingin menitikkan air mata. Disini, saya memang tinggal nge-kos bersama kakak kandungku. Tapi mengharap kakakku akan selalu menemani, itu jauh dari harapan. Dia tipe orang yang kurang banyak berbicara jika tak ada yang terlalu penting untuk disampaikan, kurang berbagi cerita, dia memang agak berbeda denganku dan adikku. Meskipun begitu, dia setiap hari memperhatikanku, tak pernah lupa memenuhi segala yang kupinta tapi tak bisa selalu, bahkan amat amat jarang bersama. Dia punya pekerjaan yang mengharuskannya untuk tetap siaga 24 jam dan saya bisa memaklumi itu.

Huffh...rasanya saya belum sepenuhnya rela jika harus menghabiskan masa depanku disini. Saya belum bisa berkawan dengan semua keadaan disini. Masalahnya bukan karena saya harus tidur sendiri, kesana-kemari sendiri, melakukan semuanya sendiri, mengurus ini-itu sendiri karena itu adalah hal remeh-temeh yang selalu mampu saya lakukan. Namun yang begitu membuatku kehilangan daya adalah Rindu Rumah. Ditambah lagi dengan kejenuhan dan kebosanan yang melanda tiap saat karena belum ada kejelasan tentang pekerjaanku sehingga saya harus melakukan ritme hidup yang monoton dalam sebuah kamar kos kecil tanpa hiburan juga teman bercerita (ini benar-benar membuatku menjadi depresi ringan). Saya bisa berlama-lama tak keluar rumah jika ada tivi atau setidaknya saya punya teman bicara, tapi sekarang justru saya tak punya kedua-duanya. Rasanya seperti orang autis yang cuma bisa berdialog sendiri dalam hati. hampir tiap hari saya selalu berkata: "Saya rindu rumah, saya mau pulang!"

Rumah...Rumahku selalu ramai dan gaduh seperti pasar meskipun hanya dihuni oleh Bapak, Mama, adikku dan kakakku. Rumah yang tak pernah membuatku bosan meski tak kemana-mana.

Di rumahku...hampir setiap pagi saya akan selalu mendengar bapak dan adikku berlomba-lomba menceritakan mimpi mereka semalam.ya..mereka paling kompak dalam hal mimpi. Kadang saya dan mama protes karena kami orang yang paling jarang masuk mimpi mereka dan kami juga paling jarang punya mimpi yang bisa diceritakan seperti cerita mimpi bapak dan adikku.

Dirumahku, saya punya seorang adik perempuan yang memiliki selisih umur 4 tahun denganku. kami memiliki karakter yang sangat jauh berbeda tapi kami sangat kompak dalam banyak hal. Setiap hari saya akan mendengar celetukan kesal, jengkel ataupun cerita-cerita lucu yang dia bawa ketika pulang dari mana saja. saya paling suka mengganggunya dan akan berhenti ketika dia berteriak marah. terkadang kami saling mengomel satu sama lain hanya karena pembagian tugas rumah atau hal-hal kecil yang bikin jengkel hati dan kamudian berbaikan lagi. kami punya banyak cerita yang tiada ahabisnya untuk dibagi. sampai-sampai bapak sering menegur kami ketika kami masih ribut dan cekikikan di tengah malam hanya karena membahas banyak hal. adikku pernah bilang: "pasti ko rindu sama saya kalo jauhko, pasti ko cari-cari ka kalo nda ada!!'' dan saya juga tak mau kalah bilang: ''kau juga!! pasti sepi kalo nda ada ka dirumah toh!!"...dan semua itu terbukti benar..ah...!!

Dirumahku...Setiap hari saya akan mendengar mamaku berkomentar apa saja tentang tayangan ditivi. Mulai dari berita politik, pemerintah, psikologi, sinetron dan juga infotaiment. Tapi ada kalanya saya mengabaikannya jika saya tengah asyik menatap layar laptop. Saya cuma bilang iya...iya...dan iya...padahal mama sednag ingin ditanggapi segala komentarnya, padahal mama juga ingin bertukar pikiran dengan saya. sekarang saya baru menyadarinya, rasanya menyesal sekali. (Saya berjanji tidak akan mengulanginya lagi.. Ma, sungguh!! tidak akan lagi). Saya, adikku dan mamaku paling kompak. kami punya hobi dan kebiasaan yang sama. ketika marah, jengkel, susah, senang atau apapun itu pasti langsung diekspresikan.  kami tak pernah bosan bercerita dan saling curhat. Mama selalu tahu apa yang kami inginkan, harapan-harapan kami, cita-cita kami dan amat sangat memahami perasaan-perasaan kami. Mama pendengar yang baik sekaligus pemberi contoh yang selalu bisa diteladani. Mama tak punya kata-kata manis untuk menunjukan rasa sayangnya, dia punya cara sendiri untuk mengungkapkannya dan kami memahaminya. Mama selama ini tak pernah membiarkanku berdoa sendiri. Segala harapan yang kuceritakan padanya, selalu dia sertakan dalam doa-doa panjangnya. Maaa...I 'll promise to make you happy...LET ME!!

Dirumahku, ada Bapak.. jika ada pemilihan The Best  Father,saya yakin bapaklah juaranya, begitu banyak alasan untuk mengakuinya sebagai The best father. Bapak punya banyak hal yang patut diteladani oleh siapapun sebagai Imam dalam keluarga sampai-sampai saya bingung bagaimana menguraikan kata-kata untuk bisa menggambarkannya. Bapak orang yang paling punya selera humor yang tinggi,selalu punya cerita dan teka-teki lucu. Moment mati lampu adalah hal yang paling menyenangkan dirumahku, karena saat itulah bapak paling suka mendongeng cerita-cerita Abu Nawas karangannya sendiri atau melontarkan teka-teki asal-asalannya. Kami anak-anaknya tak pernah bosan mendengarnya meskipun sudah berulang kali sampai-sampai kami sudah hafal mati diluar kepala alur ceritanya, tapi tetap saja kami tak berhenti tertawa mendengarnya. Bapak orang yang sebenarnya tak bisa jauh dari kami anak-anaknya, selalu saja khawatir meski dia tak pernah mengatakan begitu, tapi kami tahu. Terkadang rasa sayangnya bapak menjadi begitu berlebihan, menjadi terlalu protektif untuk menjaga kami sehingga memperlakukan kami seperti anak kecil. Meskipun begitu, bapak tak pernah mendidik kami menjadi anak-anak yang manja. Justru bapak adalah orang yang tegas dan berwibawa dalam mendidik anak-anaknya untuk menjadi pribadi-pribadi yang mandiri dan religi. Itulah Bapakku. Bapak yang selalu saya banggakan, bapak yang selalu saya jadikan panutan. Saya juga ingin menjadi Kebanggan bagi Bapak.

Yah...Semuanya ada disana, tidak ada disini. Disini, tak ada mereka yang menyambutku ketika pulang dari mana-mana dan ketika saya membuka mata dipagi hari, dunia terasa begitu sepi tanpa ada mereka yang menemani. Namun bagaimanapun hidup harus terus berjalan. Saya sadar, saya ada disini karena memang saya yang memilihnya dan pilihan ini adalah jalan yang saya tahu untuk memenuhi mimpi-mimpiku. Bukan sekedar mimpi untukku, tapi juga untuk mereka, keluargaku...SEMANGAT!!! 


Selengkapnya...